Terletak di barat daya Provinsi Sichuan, Pegunungan Ta-liang, tempat yang sejuk seperti namanya, dihuni oleh lebih dari 1,6 juta orang Yi yang menyembah api. Jika Anda kebetulan membaca Les derniers barbares, Chine-Tibet-Mongolie oleh Henri Marie Gustave d'Ollone (1868-1945) dan Princes of the Black Bone: Life in the Tibetan Borderland oleh Pote Gullart (1901-1975), Anda pasti tahu bahwa kata yang paling tepat untuk menggambarkan Pegunungan Ta-liang di masa lalu adalah Isolasi – tidak hanya mengacu pada isolasi dari dunia luar, tetapi juga perkelahian dan pendudukan secara paksa di antara semua keluarga. Bahkan saat ini, setelah selang waktu lebih dari 100 tahun, kata Isolasi masih tepat untuk menggambarkan situasi di pedalaman Pegunungan Ta-liang.
Faktanya, dibandingkan dengan Sinkiang dan Tibet, Pegunungan Ta-liang secara geografis tidak jauh dari Chengdu; Namun, itu adalah tempat terpencil di mata kita karena waktu tampak berdiri di sini. Konon Anda akan sangat terkesan dengan adat istiadat rakyat yang khas dan indah saat berwisata ke sana. Namun, saat Anda menginjakkan kaki di negeri ini, pemandangan yang paling menakjubkan adalah keheningan luas di negeri tak berbatas dan anak-anak yang tidak sanggup Anda tinggalkan. Liu Changming, Presiden Raidy Boer Fashion Garment Co., Ltd., memiliki ide untuk memberikan bantuan keuangan selama penyelidikan langsungnya. “Saya sangat tersentuh oleh rasa lapar anak-anak akan pengetahuan meskipun faktanya mereka harus berkerumun di lingkungan yang remang-remang dan berbahaya”, kata Liu yang juga menyatakan bahwa setiap orang berhak mendapatkan akses terhadap pendidikan, yang merupakan faktor penting bagi masyarakat setempat. perkembangan.
Kebangsaan Yi, yang menampilkan peralihan dari masyarakat budak primitif ke masyarakat modern, masih mempertahankan kebiasaan dan adat istiadat khas mereka, yang perlu diubah secara bertahap dengan cara yang halus. Anak-anak berkebangsaan Yi memiliki kesederhanaan dan keindahan yang sama seperti anak-anak kami, mata yang cerah dan gigi putih yang sehat, berhak mendapatkan kehidupan yang indah dan pendidikan yang layak. “Meski menjalani kehidupan yang sulit, mereka bahagia dan berpikiran kuat seperti yang Anda lihat dari foto-foto ini. Dunia spiritual mereka kaya dan penuh warna dan uang bukanlah satu-satunya standar untuk indeks kebahagiaan””, Song Xi, Wakil Presiden dan Sekretaris Dewan Direksi Raidy Boer Fashion Garment Co., Ltd., mengenang dengan ramah dan hangat. Mungkin Tuan . Song telah menyatu dengan kehidupan masyarakat miskin, sehingga ia dapat mengambil foto dengan begitu nyata dan dekat dengan kehidupan. Sebuah karya seni kelas satu memperlihatkan gambaran kehidupan yang sebenarnya dan jujur, menyiratkan cinta dan kasih sayang.
Tuan Song mengunjungi semua sekolah dasar di Prefektur Liangshan yang mungkin memerlukan bantuan. Dia, atas nama Perusahaan, memberikan sumbangan kepada Sekolah Sembilan Tahun Qianjin di Kabupaten Xide dan Sekolah Dasar Zhonxing di Kotapraja Haichao, Kabupaten Huili untuk pembangunan ruang makan yang dapat menampung banyak siswa yang harus makan di pasir berbahaya. angin di taman bermain, dan sumbangan ke Sekolah Dasar Shangcun di Kota Posha, Kabupaten Ningnan untuk pembangunan taman bermain demi kesehatan dan kehidupan bahagia para siswa. Rencana pembangunan untuk proyek-proyek tersebut di atas yang sekarang dalam tahap pelaksanaan perlu disetujui oleh Biro Pendidikan Prefektur Liangshan. Ini hanyalah permulaan dari kegiatan amal Raidy Boer Enterprise, yang di masa depan akan memikul lebih banyak tanggung jawab sosial, membantu lebih banyak orang yang membutuhkan dan memberikan kontribusi sebanyak mungkin terhadap pembangunan sosial.
Anak-anak yang tertinggal di desa-desa yang terkena penyakit kusta
Di sekolah dasar di desa-desa yang terkena penyakit kusta di Kabupaten Xide, tidak ada ruang makan dan lebih dari 300 siswa harus memegang mangkuk dengan kedua tangan dan berjongkok di tanah dalam segala cuaca.
Ruang kelas
Yang rusak akibat banjir tidak hanya sebuah sekolah dasar di Desa Huopu, tetapi juga sebuah bangunan yang hanya terdiri dari lima ruangan, yang dulunya adalah Komite Desa Huopu, Sekolah Pendidikan Petani, dan Cabang Partai Huopu.
Sekolah dasar di Desa Huopu di Kabupaten Xide, Prefektur Liangshan hampir hancur setelah dilanda banjir pada tanggal 31 Agustus, dan 80 siswa di sekolah tersebut harus berjalan kaki dua jam lagi ke sekolah lain untuk belajar.
Waktu posting: 02 Agustus-2021
